01 Maret 2010

Batu Kecil membuat kita menengadah kepada-Nya

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi.
Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.
Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak dapat mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan orang tsb. Orang itu berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang keduapun memperoleh hasil yang sama.

Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu kecil itu tepat mengenai kepala orang itu, dan karena merasa sakit, orang itu menengadah ke atas. Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesan pentingnya.

Allah kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepada-Nya.
Seringkali Allah melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Seandainya ...
Orang yang dilempari uang logam itu "menyadari" bahwa uang tersebut "jatuh dari atas", tentunya dia akan menengadah ke atas sehingga pekerja tadi dapat menjatuhkan catatan pesan pentingnya dan "tidak perlu" menjatuhkan "batu kecil" tsb.

Demikian juga dengan kita.
Seandainya setiap rahmat yang diberikan Allah kepada kita, cukup mampu membuat kita menengadah kepadaNya. Tentunya Allah tidak perlu menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Tubuh kita, kesehatan kita, pengetahuan dan ilmu yang ada di pikiran dan hati kita, harta kita, dan semua yang kita anggap milik kita sesungguhnya adalah milik Allah, titipan Allah kepada kita.

Semua itu adalah rahmat yang diberikan Allah kepada kita. Seyogyanya kita (kami dan Anda) cukup mampu untuk "menengadah kepada-Nya" .... senantiasa bersyukur dan selalu ingat kepada "catatan penting" dari Allah, yaitu berkewajiban mengamalkannya sehingga "rahmat" tadi dapat bermanfaat bagi banyak orang.


Mohon masukannya, terima kasih.


Ditulis oleh Hari Saleh
Jakarta, 21 Oktober 2009 Jam 8:54:03

Dua Pesan sang Ayah..


Diceritakan ada 2 orang kakak beradik. Sebelum ayah nya meninggal, ia berpesan dua hal :

1. Jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu..dan..
2. Jika pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukamu terkena sinar matahari...

Waktu terus berjalan. Dan kenyataan terjadi, behwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal, anak yang sulung bertambah kaya, sedangkan yang bungsu bertambah miskin.
Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :

Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa, saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya, modalku susut karena orang yang berhutang kepada ku tidak membayar, sementara aku tidak boleh menagih.
Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya, saya harus naik becak atau andong. sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian, jadinya pengeluaranku bertambah banyak.

Kepada anak sulung yang bertambah kaya, ibunyapun menanyakan hal yang sama.

Jawab anak sulung :

Karena ayah berpesan supaya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, saya tidak memberikan pinjaman (hutang) kepada orang lain, sehingga modal tidak susut. Ayah juga berpesan agar jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko saya tidak boleh terkena sinar matahari. Dengan demikian, saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko yang lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Dengan kebiasaan seperti itu, orang akhirnya tahu dan tokoku menjadi laris karena mempunyai jam kerja lebih lama.

Bagaimanakah dengan Anda ?

Kisah di atas menunjukkan bagaimana sebuah pesan di tanggapi dengan persepsi yang berbeda jika kita melihat dengan positive-attitude, segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan menuju kesuksesan, tetapi kadang kita terhanyut dalam kesulitan karena rutinitas kita....pilihan ada di tangan Anda.